Sabtu, 15 September 2018
Senyawa Hidrokarbon (Alkana, Alkena dan Alkuna)
1. Alkana
Senyawa
alkana merupakan rantai karbon yang paling sederhana. Alkana
merupakan senyawa hidrokarbon jenuh karena memiliki ikatan tunggal.
Rumus umum alkana CnH2n+2. Senyawa paling
sederhana dari alkana yaitu metana. Metana hanya memiliki satu atom
karbon yang mengikat empat atom H. Tabel berikut menyajikan data
sepuluh alkana rantai lurus pertama.
Deret
Homolog Alkana
Berdasarkan
tabel di depan dapat dilihat bahwa perbedaan kesepuluh senyawa di
atas terletak pada jumlah gugus metilena (– CH2 –).
Senyawa dengan kondisi demikian disebut homolog. Susunan senyawa yang
dibuat sedemikian rupa sehingga perbedaan dengan tetangga dekatnya
hanya pada jumlah metilena disebut deret homolog.
a.
Tata nama alkana
Penamaan
alkana mengikuti sistem IUPAC, yaitu sistem tata nama yang didasarkan
pada gagasan bahwa struktur sebuah senyawa organik dapat digunakan
untuk menurunkan namanya dan sebaliknya, bahwa suatu struktur yang
unik dapat digambar untuk tiap nama.
Dasar
sistem IUPAC yaitu alkana rantai lurus.
1)
Alkana rantai lurus (tidak bercabang)
Alkana
rantai lurus diberi nama sesuai dengan jumlah atom karbonnya
sebagaimana tercantum dalam tabel di atas. Terkadang ditambahkan
normal (n) di depan nama alkana.
2)
Alkana siklis (rantai tertutup)
Alkana
rantai siklis (tertutup) diberi nama menurut banyaknya atom karbon
dalam cincin, dengan penambahan awalan siklo-.
3)
Alkana bercabang (memiliki rantai samping)
Senyawa
alkana terkadang berikatan dengan unsur lain pada salah satu atau
beberapa atom karbonnya. Unsur lain dalam rantai alkana tersebut
biasa dinamakan substituen. Jenis substituen alkana yang sering
dijumpai yaitu gugus alkil. Gugus alkil adalah alkana yang kehilangan
1 atom H. Penamaannya sama dengan alkana, hanya akhirannya diubah
menjadi -il. Rumus umumnya CnH2n+1. Tabel
berikut menyajikan deret gugus alkil.
Gugus
Alkil
Jika
alkana memiliki rantai samping maka penamaannya mengikuti aturan
sebagai berikut.
- Rantai terpanjang merupakan rantai utama.
- Rantai utama diberi nomor mulai dari ujung rantai yang memiliki substituen.
- Urutan penulisan nama : nomor cabang, nama cabang, nama alkana rantai utama.
- Jika terdapat gugus metil pada atom C nomor 2, nama alkana diberi awalan iso.
- Jika alkana memiliki cabang yang sama lebih dari satu, nama cabang digabung menjadi satu dan diberi awalan di-(jumlah cabang ada dua), tri-(jumlah cabang ada 3), tetra-(jumlah cabang ada empat).
- Jika alkana memiliki cabang yang berbeda, penulisan nama diurutkan berdasarkan urutan abjad.
b.
Isomer alkana
Isomer
adalah suatu senyawa yang memiliki rumus molekul sama, namun rumus
strukturnya berbeda. Senyawa alkana paling rendah yang dapat memiliki
isomer yaitu butana (C4 H10).
c.
Sifat-sifat alkana
1)
Sifat fisis
- Alkana merupakan senyawa nonpolar.
- Bentuk alkana rantai lurus pada suhu kamar berbeda-beda.
- Semakin banyak jumlah atom karbon, semakin tinggi titik didihnya.
- Adanya rantai cabang pada senyawa alkana menurunkan titik didihnya.
- Larut dalam pelarut nonpolar (CCl4) atau sedikit polar (dietil eter atau benzena) dan tidak larut dalam air.
- Alkana lebih ringan dari air.
2)
Sifat kimia
- Alkana dan sikloalkana tidak reaktif, cukup stabil apabila dibandingkan dengan senyawa organik lainnya. Oleh karena kurang reaktif, alkana kadang disebut paraffin (berasal dari bahasa Latin: parum affins, yang artinya "afinitas kecil sekali").
- Alkana dapat bereaksi dengan halogen, salah satu atom H diganti oleh halogen. Reaksi dengan halogen tersebut dinamakan reaksi halogenasi dan menghasilkan alkil halida.Contoh: CH4 + Cl 2 → CH3 Cl + HCl
- Alkana dapat dibakar sempurna menghasilkan CO2 dan H2O.Contoh: CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O